EA
 |
| Antrean di Imigrasi Malaysia |
Perjalanan pertama kaliku ke Malaysia menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. Untuk pertama kalinya pula saya berhadapan langsung dengan petugas imigrasi, baik di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar maupun saat tiba di negeri jiran.
Usai melewati pemeriksaan barang, saya menuju gate keberangkatan internasional. Sebelum masuk, seluruh penumpang wajib melalui pos imigrasi Indonesia.
Saya ikut mengantre bersama pelancong lain hingga akhirnya tiba giliran. Petugas menanyakan beberapa hal: tujuan perjalanan, rencana kegiatan, tiket kembali, hingga bukti akomodasi selama berada di Malaysia.
Setelah menunjukkan seluruh dokumen, saya dipersilakan menuju ruang tunggu.
Sekitar 20 menit kemudian, panggilan boarding terdengar. Pesawat lepas landas, membawa saya menempuh perjalanan udara sekitar tiga setengah jam sebelum akhirnya mendarat di Terminal 1 Kuala Lumpur International Airport (KLIA1).
Sesampainya di sana, saya sempat kebingungan karena tertinggal rombongan penumpang lain yang langsung bergegas menuju pos imigrasi Malaysia.
Saya pun harus mencari arah sendiri. Beberapa kali bertanya kepada orang sekitar dengan bahasa Melayu, hingga akhirnya saya ditunjukkan jalur menuju pemeriksaan paspor.
Proses pemeriksaan di Malaysia hampir sama seperti di Indonesia. Petugas kembali menanyakan tujuan kedatangan, rencana kegiatan, tiket pulang, serta bukti penginapan.
Setelah menunjukkan bukti booking hotel, saya dipersilakan melanjutkan ke area kedatangan.
Tak lama setelah itu, sopir yang ditugaskan menjemput menghubungi saya. Ia menanyakan posisi, lalu memberikan titik pertemuan di area kedatangan. Sekitar 10 menit kemudian, ia muncul dan langsung menjemputku.
Saya memilih duduk di kursi depan mobil. Sepanjang perjalanan, kami mengobrol santai. Pembicaraan dimulai ketika saya menyinggung deretan pohon sawit yang tampak berjajar di kiri dan kanan jalan tak jauh dari Bandara KLIA.
Perjalanan menuju Petaling Jaya memakan waktu hampir satu jam. Sang sopir menjelaskan bahwa banyak kawasan perkampungan di sekitar Kuala Lumpur kini berubah menjadi apartemen dan kawasan hunian modern.
Perjalanan itu menjadi informasi awal yang membuka pandanganku tentang dinamika pembangunan di Malaysia.
