Bandara Sultan Hasanuddin Marshaller Story

Mengintip Profesi Marshaller, “Tukang Parkir” Pesawat di Bandara

EA
Selasa, September 09, 2025
0 Komentar
Beranda
Bandara Sultan Hasanuddin
Marshaller
Story
Mengintip Profesi Marshaller, “Tukang Parkir” Pesawat di Bandara
Profesi pemandu parkir pesawat atau marshaller tidaklah mudah. Selain harus melalui pendidikan khusus, juga dibutuhkan ekstra kehati-hatian dalam memandu pesawat.Salah sedikit, bisa fatal akibatnya.Tak hanya itu, setiap tiga tahun sekali, marshaller harus memperbaharui aircraft marshalling licence-nya.Dibutuhkan skill, knowledge, serta feel dalam menjalankan profesi ini.

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar (Foto: Istimewa)

 EDY ARSYAD 


Angin berhembus pelan. Awan cukup cerah di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (Sulhas). Senin kemarin, jelang petang pukul 17.00 WITA. Tak seperti hari-hari sebelumnya, diguyur hujan. 


Selain pesawat yang lepas landas (take off) maupun mendarat (landing) di landasan (runway). Sejumlah pesawat pun terparkir di apron. 


Ilir mudik bus terlihat mengangkut penumpang yang baru tiba di bandara menuju air side untuk ke terminal kedatangan. 


Demikian sebaliknya, bus mengangkut calon penumpang yang akan berangkat menuju pesawat yang terparkir di apron. 


Dari kejauhan, pesawat Garuda Indonesia GA 609 dari Palu mendarat di runway Bandara Internasional Sulhas. 


Suaranya menderu. Rodanya menapak dan mencengkram kuat landasan. 


Perlahan, melintasi taxiway dan kian mendekat menuju apron.


Beberapa menit sebelumnya sudah berdiri seorang marshaller di apron.


Ia mengenakan rompi keselamatan hijau bergaris silver. Dilengkapi pula penutup telinga akustik. Sepasang alat bantu sebesar bet tenis meja berwarna merah.. 


Mata marshaller fokus ke arah pesawat.


Beberapa kali ia mengayunkan sepasang bed untuk memandu pilot agar pesawatnya terparkir di apron yang telah disiapkan. {next}


Salah seorang marshaller yang sudah menekuni profesi ini kurang lebih 22 tahun, Amrin, menjelaskan, keakuratan memarkir pesawat itu, tidak semudah yang dibayangkan. 


Dibutuhkan keahlian khusus serta kehati-hatian dalam memarkir pesawat itu sendiri. 


"Salah, bisa fatal akibatnya. Jadi tidak semudah yang kita bayangkan,"bebernya, mengawali perbincangan. 


Menurutnya, tingkat kesulitan juga berbeda, antara memarkir pesawat di apron dengan menggunakan fasilitas garda barata.


Jika menggunakan fasilitas itu, tentu ketepatan posisi parkir pesawat harus tepat pada pintu pesawat yang menghubungkan garda barata itu sendiri. 


Dijelaskannya, profesi ini harus menggabungkan antara skill, knowledge, serta feel. Skill atau keahlian itu akan terasah dengan semakin banyaknya pula pesawat yang dipandu. 


Sedangkan, knowledge atau pengetahuan diperoleh melalui pendidikan khusus.


Bahkan, untuk basic, harus melalui pendidikan khusus selama tiga bulan, 48 jam mendapatkan teori di kelas dan sisanya praktek. 


Jika di lapangan dibutuhkan pula feel atau perasaan agar pesawat terparkir dengan benar. 


Seperti harus mengetahui kecepatan pesawat maupun kapan dinyatakan setop atau pelan-pelan.  {next}


Marshaller memiliki tanggung jawab yang besar. Tidak memperdulikan kondisi cuaca, baik itu kepanasan atau kehujanan, itu bukan menjadi penghalang bagi orang yang menjalani profesi ini. 


"Kalau soal cuaca, itu sudah biasa. Kita tidak bisa meninggalkan pilot saat sedang memandu pesawatnya. Jadi harus menerima apapun kondisi cuacanya itu dan itu menjadi dukanya,"beber dia. 


Dia berharap, profesi ini juga harus diapresiasi lebih.


Mengingat, kata dia, risiko pekerjaan yang menjaga aset yang dikontrolnya saat proses penanganan pesawat saat akan parkir di apron. 


"Jadi perlu mendapatkan apresiasi, apalagi gaji profesi ini hanya sesuai UMP. Padahal tingkat bahaya dan menjamin keselamatan penumpang serta pesawat saat parkir di apron,"bebernya.




Penulis blog

EA
EA
SEO & Blogger Enthusiast

Tidak ada komentar

Berkomentarlah dengan bijak dan sopan. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, dan masukan yang membangun, dengan senang hati Kami persilakan. Terima Kasih.