Sumpang Labbu/ Edy Arsyad |
Salah Satu Ikon Kabupaten Bone
Bagi Anda yang sering melintas di jalan poros Kabupaten Bone-Maros, tepatnya di Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, pasti sudah tidak asing dengan Terowongan Batu Sumpang Labbu.
Dahulu, terowongan ini dikenal dengan nama Batu Goroe atau Batu Massebboe, yang berarti batu berlubang.
Terowongan ini kini menjadi salah satu ikon Kabupaten Bone. Di atas terowongan dibangun gazebo yang kerap dimanfaatkan pengunjung sebagai tempat beristirahat.
Banyak pengunjung mengabadikan diri dengan latar terowongan ini karena keunikannya. Selain itu, pemandangan pegunungan di sekitar terowongan menambah pesona kawasan ini.
Menurut warga setempat, terowongan ini dibangun pada masa kolonial Belanda, meski tanggal pastinya tidak diketahui.
Dahulu, pembangunan jalan poros Bone-Maros terkendala oleh batu besar yang menghalangi jalur. Untuk itu, dibuatlah terowongan dengan cara dipahat agar kendaraan dapat melintas.
Camat Bengo, Anwar, menjelaskan pembangunan Sumpang Labbu dilakukan oleh warga pribumi pada masa Belanda.
"Nama terowongan pun berubah seiring waktu menjadi Sumpang Labbu, dari kata ‘Sumpang’ yang berarti jalanan dan ‘Labbu’ yang berarti debu. Disebut berdebu karena sekitar 50 meter dari terowongan terdapat tempat pembuatan kapur yang sering menimbulkan debu," bebernya.
Terowongan ini memiliki ukuran sekitar 5 meter tinggi, 5 meter lebar, dan 8 meter panjang.
Sopir truk yang melintas, Bussa, mengatakan bahwa truk dengan muatan lebih dari 5 meter tidak bisa melintasi terowongan tanpa menurunkan sebagian muatan.
"Banyak yang singgah untuk beristirahat di gazebo di atas terowongan. Keindahan alam sekitar juga membuat kawasan ini nyaman untuk berhenti sejenak," jelas Bussa.
Di lokasi ini, sejumlah pemuda menawarkan jasa pemindahan barang muatan truk yang melebihi ketinggian terowongan. Satu kelompok biasanya terdiri dari 4 hingga 8 orang.
Mereka menurunkan muatan, membantu truk melintas, dan kemudian menaikkan kembali barang-barang tersebut.
Camat Anwar menambahkan, potensi kawasan ini sebagai destinasi wisata sangat besar. Hanya saja, diperlukan pengembangan dan pembenahan fasilitas agar lebih nyaman bagi pengunjung. (*)